Kamis, 01 Juni 2017

Terima Kasih (1)

Terima kasih.


Semua tulisan hari ini lahir dari dua kata yang memang itu yang harus diucapkan. Sungguh bersyukur dan berterima kasih untuk masa yang diberikan silih berganti dalam hidupku. Sehingga aku selalu melihat kesetiaan Allah yang tak pernah dapat dipungkiri. Sangat bersyukur untuk musim demi musim yang dihadirkan guna ku melihat penyertaanNya yang lebih kekal dibanding dengan apa dan siapa pun yang pernah berkata I'm with you. Sangat bersyukur untuk hal-hal ajaib dan istimewa yang terus dikerjakan Allah hingga detik ini sehingga aku selalu diberi alasan bahwa aku dicintai dan dikasih dengan kasih Ilahi. Sangat bersyukur untuk tempaan demi tempaan yang membangkitkan iman percaya ku bahwa Allah masih turut bekerja untuk.mendatangkan kebaikan bagi yang mengasihi Dia. Sangat bersyukur karena aku ditemukan dalam masa gelap ku dan memperoleh bisikan bahwa aku berharga: bahwa Allah adalah Bapa yang siap memelukku kapan pun. Bahwa Allah adalah Pribadi yang menerimaku apa adanya dan menganggapku selalu sempurna serta berharga di mataNya. Sangat bersyukur untuk hal yang terjadi padaku dan tidak terjadi pada orang lain. Sangat bersyukur untuk.kisah hidupku yang sungguh menarik, akhirnya aku menyadari sisi uniknya.


Sangat bersyukur untuk hal-hal yang tahun ini Tuhan tambahkan dalam hidupku. Pun juga bersyukur untuk hal-hal yang Dia pangkas dalamku agar ku semakin menjadi lebih berkenan kepadaNya. Sangat bersyukur dibawaNya aku pada orang-orang baru yang memberikan pembelajaran hidup, baik melalui tawa maupun air mata. Bersyukur untuk mereka yang masih setia menemani ku dan tidak lelah denganku. Bersyukur untuk pengharapan akan jawaban doa di masa penantian ini. Bersyukur untuk kemurahan hati yang mengajariku untuk let go and let God take over. Bersyukur karena sampai di pertambahan angka secara manusia hari ini aku masih berjuang untuk banyak hal: untuk masa depan, untuk visi hidup, untuk keluarga, dan untuk.apa pun. Bersyukur karena sampai saat ini ketika sebayaku sudah dibersamakan dengan pria - atau pasangan mereka - dan aku masih diberikan waktu untuk mempersiapkan diri untuk pasangan idealku. Bersyukur untuk kekuatan dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang terkadang tak kuasa untuk kumenjawabnya.


Satu hal yang menjadi pengharapan dan kekuatanku di tengah menuanya raga ini, bahwa Allah sangat mengasihiku dan selalu memberikan yang terbaik buatku. Dalam segala hal. Terlebih ketika aku mulai panik dan gelisah melihat apa yang umumnya dilakukan wanita seusiaku namun belum aku lakukan. Aku hanya tak perlu resah dan gundah. Aku tak perlu memberi saran pada Allah bahwa menurutku Ia terlambat atau kekurangan cara mempertemukan ku dengan pria dampaanku. Tidak. Allah tidak pernah butuh saranku. Yang Allah butuhkan adalah kesabaranku menantikan penggenapan akan janjiNya.
Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar